Wijanah, 29 Januari


.

Ini adalah sepenggal kisah tentang kehidupan
Kehidupan yang memberi lintasan cahaya di setiap detak jantung kehidupan..
:)




Wijanah adalah namanya..


Suatu pagi yang cerah wijanah berjalan melewati jalan raya. tak tahu tujuan entah kemana. Kemarin, Hari ini dan Esok Wijanah hanya berjalan ke depan berpindah tempat seorang diri. Ia hanyalah seorang anak yang ditinggal. Tanpa Ayah Tanpa Ibu. Tanpa keluarga. Dia hanya sendirian. terus bernafas dan melangkah sendiri. Bahkan ia tak mengerti bagaimana ia dilahirkan. 


Ia benar-benar tak memiliki siapapun. Namun, Wijanah tak pernah mengeluh akan hidupnya. Tak pernah menyesali akan kepahitan itu. Meskipun tak mengenali sanak keluarga dan teman-teman. Meskipun ia anak yang tak berpendidikan dan tak layak di katakan bersih, Ia tetap bangga menjadi dirinya sendiri. Wijanah tak pandai membaca dan berhitung. Bahkan dalam berbahasa pun ia agak tergopoh-gopoh alias tidak lancar. Mungkin bisa dibilang ia adalah anak termalang di dunia.

Tapi, Wijanah selalu tersenyum. Terus ceria menghadapi rintangan hidupnya. Meski tanpa bantuan dan tindakan dari orang lain. Tawa di wajahnya menampakkan bahwa ia tak mengerti apa itu menangis. Yah.. Wijanah tak tahu apa itu air mata.

Tawa di di wajahnya..
Senyum di bibirnya..

dan hentakan kaki yang tegar di langkahnya, membuat setiap nafasnya terdengar merdu bagai alunan melodi nan indah. Suaranya yang melengking di aluni dengan teriakan bebasnya selalu terlantun untuk dunia yang fana ini.

Dunia cukup kejam untuknya.

Kemanapun, ia selalu terjatuh. Namun ia dapat bangkit kembali.
Ia tak pernah di pandang oleh orang lain. Namun, ia selalu memandang orang dengan senyuman.

Sesuap nasi hanya dapat di lahapnya dalam waktu satu kali dalam seminggu.
Air selokan yang tak begitu bersih, tampah jernih di matanya.

Hari ini, ia baru menyadari betapa malang nasibnya.

Duduk di bawah pohon rindang
Dengan pemandangan sampah di sekeliling
Aroma busuk mengitari
Namun langit, tetap melindunginya

Setelah 13 tahun berlalu, akhirnya ia dapat menangis. Air mata itu adalah air mata kesedihan pertamanya selama hidup. Dia menangis tanpa henti di hari itu. Ia benar-benar baru menyadari pedihnya kehidupan dan ketidak adilan ketika melihat orang lain. Tetap tersenyum. Namun, Betapa kejam untuknya..

Tangisan itu tak kunjung berhenti selama 3 hari 3 malam. Orang-orang tak begitu mempedulikannya. Hanya menatap Wijanah dengan penuh kebingungan. Tak berani untuk bertanya "mengapa".

Di tetes air matanya yang terakhir..
Sesak menyerbu paru-parunya
Degup jantungnya semakin melambat
Pandangannya semakin gelap
Sehingga aliran darahnya berhenti total
Nadinya hilang di bawa oleh tangisan
Detik ke-13 di hari itu, Ia sudah tiada....

Di hari kelahiran dan kemariannya.
Ia menangis.

29 Januari
Hari hebat yang mengguncang kehidupan seorang Wijanah
Kenangan yang hanya dikenang oleh dirinya seorang.

29 Januari
Hari ini...



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Post a Comment

leave some comments here! 👇🏻

Total Pageviews

walking up inside a smilling :)