Itu terjadi lagi. ya. Terus terjadi berulang kali. Tanpa sebuah kata yang terucap. Aku tetap berjalan disini. Dengan pemikiran yang terus mengalir di benakku. Aku adalah jiwa yang baru. Tuhan terus melihatku. Apa yang telah ku lakukan dan apa yang ada di sekitarku. Dedaunan jatuh dari pohonnya. Aku melihat kejadian itu dengan jelas. Kejatuhan itu benar-benar terjadi secara perlahan. Dan perlahan pula aku terjatuh. Hingga aku dapat menaiki tangga lagi. tembok dapat ku tembus dengan indah. Dengan rapi. Dengan bagus. Aku tak mempunyai beberapa lagi. apa lagi. dan seperti apa lagi. bukan apa-apa. Tapi ini tak masalah. Waktuku tak pernah berhenti. Perjalanan yang terus ku ikuti. Waktuku tak kan mengalah kepada daun yang jatuh.
Mencoba berfikir jernih, tapi tak sejernih apa yang terpancar. Mencoba tersenyum, tapi semakin hari kepalsuan itu semakin jelas. Hingga mereka benar-benar tau. Aku hanya letih tersenyum seperti itu. Aku hanya letih. Aku hanya letih. Dan kini, mereka benar-benar tau itu tidak benar. Usahaku sia-sia. Mereka mengetahuinya.
“aku tak kan peduli!” bullshit!!
Semakin hari aku pun mendapat pelajaran. Inilah yang dirasakan setiap orang. Ini benar-benar apa yang mereka rasakan. Semuanya sama. Merasakan hal yang sama. Sampai aku berfikir, lebih baik diam. Ya. Jiwaku akan diam. Aku akan diam. Aku akan diam. Aku akan diam. Aku akan diam. Aku akan diam. Aku akan diam. Diam.. diam.. diam tanpa kata.
Sampai setiap kata ku menghilang, aku akan benar-benar menghilang. Jadi, selamat tinggal bukanlah sebuah perpisahan. Tapi pilihan. Ini yang ingin aku pilih. Tapi masih belum menjadi pilihanku.
Lembaran yang ku tulis dengan spontan. Tanpa sensor atau perbaikan. Ini benar-benar kata. Bukan puisi, karangan ataupun cerita -________________-
Melainkan hanyalah untaian kata yang terukir........................
end
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer